Sakit tapi Tidak Berdarah

Akhir bulan, gue akan menulis. Sebagai penutup bulan yang penuh drama ini.

Yak, ini adalah pesan untuk seluruh perempuan di Indonesia.
Perempuan yang terlalu naif dengan yang namanya "sayang" dan "cinta" terhadap lawan jenis. 
Karena gue jenis perempuan yang seperti ini ada baiknya bila gue berbagi kepada kalian, ya.

Banyak diluaran sana yang merasa dirinya hebat dan pandai dalam mengendalikan situasi. Ya, mereka adalah orang-orang yang pandai bermain dengan kata-kata. Bukan, mereka bukan anak sastra. Mereka hanyalah orang yang anugerahkan Tuhan kemampuan bersilat lidah. Biasanya yang sering dikaruniai ini oleh Tuhan adalah kaum adam. Ya, para lelaki biasanya dianugerahkan kemampuan untuk spik (kalo kata anak-anak zaman sekarang) untuk mendapatkan perhatian terhadap perempuan incaran. Entah ia mengincar dengan keseriusan atau hanya ingin memperbanyak mantan. Semua itu masih menjadi sebuah misteri.

Lalu, dibalik serigala berbulu domba pasti ada si kerudung merah yang lugu dan naif, yaitu para perempuan yang masih awam dengan arti kata "sayang" dan "cinta". Mereka terlalu percaya bahwa kata "cinta" atau "sayang" itu bila terucap sangatlah tulus. Dan mereka percaya mereka akan menemukan seseorang yang akan benar-benar mengucapkan dua kata tersebut dengan baik, benar, dan diamalkan. Kemudian perempuan tersebut menutup diri dari semua lelaki di muka bumi ini. Ia pun menjadi perempuan yang pemilih. Memiliki standar lelaki yang di luar batas wajar. Banyak lelaki yang berusaha mendekati namun ia tolak dengan alasan takut sakit hati, takut tidak sesuai ekspektasi. 

Perempuan itu sebenarnya amat sangatlah ingin mengetahui bagaimana rasanya menjalin hubungan dengan lawan jenis. Ia pun mencari informasi mengenai pacaran dari teman-teman terdekatnya. Ia sering mendengar teman-temannya sakit karena cinta dan tidak sedikit juga yang bahagia dengan cinta. Semakin ia mencari, semakin ia ingin menjalin hubungan dengan seorang lelaki. Tapi beberapa temannya menyarankan padanya untuk tidak menjalin hubungan dengan lelaki manapun. Karena bila kau tidak kuat untuk sakit hati untuk apa kau jatuh hati? Teman lelaki di lingkungannya tidak memungkinkan untuk dijadikan kekasih karena banyak dari mereka yang merasa nyaman dengan perempuan tersebut hanya sebagai teman. Lagipula, perempuan tersebut percaya bahwa jodoh dia adalah orang yang baru ia kenal dan akan mengenal dirinya lebih baik seiring dengan berjalannya waktu. 

Karena sifat dari perempuan tersebut yang gampang dekat dengan orang baru, ia pun bertemu lelaki di salah satu aplikasi dating. Ia merasa lelaki tersebut seru diajak bercerita, mendengarkan semua curhatan picisan dia, dan yang pasti yang memahami dia (dulu). Lalu, perempuan tersebut sering bertukar kabar dengan lelaki itu lewat telepon seluler. Ya, ini adalah sebuah kesalahan. Untuk perempuan baper seperti kasus dalam cerita ini dimohon untuk tidak melakukan kontak sosial sekunder langsung, seperti telfonan. Hal tersebut menimbulkan rasa-rasa yang tidak biasa. Apalagi bila telfonan menggunakan kalimat gombalan. Hati lugu nan naif yang mana tahan dengan kalimat-kalimat manis sesaat? 

Setelah dua minggu dekat dengan lelaki tersebut, entah karena terlalu terbawa rasa yang sedang menggebu, perempuan tersebut yang memiliki pertahanan pun akhirnya luluh. Ia melupakan saran teman-temannya bahwa menjalin cinta itu tidak seindah di FTV-FTV yang ditonton pembantu kompleks. Dan entah mengapa pertahanan yang ia bangun harus runtuh hanya karena hal seperti itu. Pertahanan yang dia udah bangun 20 tahun. Semua itu diluar kendali perempuan tersebut.

Sampailah ia di tahap berpacaran dengan lelaki tersebut. Dua hari, tiga hari, seminggu. Masih terasa indah. Lalu si perempuan tersebut tidak suka bila pacaran di media sosial. Karena pernah melakukan hal tersebut akhirnya si perempuan menyuruh si lelaki untuk menghapus semua kalimat-kalimat gombal mereka berdua di instagram sang lelaki. Lelaki itu menuruti permintaan perempuan tersebut. Tapi seperti ada sesuatu yang ia tutupi. Sepertinya ia tidak suka dengan keputusan sang perempuan. Ia pun marah dalam diam.

Lelaki itu pun mulai jarang membalas chat kekasihnya, yaitu perempuan tersebut. Sekalinya dibalas pun balasannya sangatlah singkat-singkat, tidak seperti waktu awal jadian. Perempuan tersebut bingung harus berbuat apa, karena ini pacar pertamanya ia pun langsung bertanya kepada lelaki itu. Lelaki itu hanya menjawab "gapapa". Teori yang bilang "cewek kalo ngomong 'gapapa' pasti ada apa-apa" berbalik. Berlaku juga untuk lelaki itu. Perempuan tersebut tidak mendapatkan jawaban dan mulai menyimpulkan bahwa lelaki itu tidak menyukai dirinya yang melarang memposting sesuatu tentang hubungan mereka. Perempuan tersebut bukan tidak mau, ia hanya merasa waktunya terlalu cepat.

Tapi perempuan tersebut akhirnya melupakan hal tersebut dan berusaha tetap menjalani hubungan seperti layaknya sepasang kekasih. Namun yang ia rasakan hubungan mereka bukannya hubungan dua orang kekasih, melainkan dua orang sedang curhat keseharian. Karena kesibukan lelaki itu, mereka tidak pernah bisa meluruskan hubungan mereka hingga akhirnya terucap kata putus dari perempuan tersebut. Ia tidak betah karena dia tidak dianggap sebagai kekasih oleh lelaki itu. Ia merasa seperti kekasih gelap lelaki itu. Dia bahkan tidak dikenalkan ke teman-teman lelaki itu. Semua memang butuh waktu.

Ia putuskan agar tidak terlalu lama dia menyayangi lelaki itu. Agar mudah juga untuk move on. Tapi sayangnya, perempuan tersebut sungguh sangatlah naif akan kata "sayang" dan "cinta". Ia terlanjur mempercayai lelaki itu sebagai orang yang ia sayangi. Namun, apa yang ia dapat? Belum sebulan mereka berpisah, lelaki itu telah menemukan tambatan hati yang lain. Perempuan tersebut kemudian menitipkan pesan kepada lelaki tersebut agar janganlah ia mempermainkan hati perempuan lain. Sungguh sakit, menasihati seseorang yang pernah engkau sayangi sepenuh hati. Perempuan tersebut akhirnya bertekad untuk mengakhiri rasa sayang kepada orang yang salah ini. Dan ia masih trauma dengan segala macam lelaki di muka bumi ini, ia pun memutuskan untuk tidak akan berpacaran dengan siapapun sampai waktu yang tidak ditentukan. Semoga perempuan tersebut dapat mengambil hikmah dibalik setiap kisahnya.

Pelajaran yang bisa diambil perempuan tersebut adalah janganlah mencintai atau menyayangi seseorang terlalu dalam. Karena ketika itu berakhir akan terasa amatlah sakit. Berikutnya, kenal lah dengan seseorang tersebut sampai dalam barulah menjalin hubungan. Hubungan yang singkat akan berakhir singkat pula. Rasa sayang yang pura-pura juga merupakan rasa yang tidak baik adanya. Mending segera diakhiri.



Pesan untuk semua perempuan yang baca blog ini:
Janganlah kalian percaya dengan lelaki yang mendekati kalian secara instant. Ingat, kalian itu manusia bukan mi! Kejahatan timbul karena adanya kesempatan. Waspadalah, waspadalah!



Ps: mau kembali lagi deh jadi Zahra yang ceria kayak dulu :)

Comments

Popular Posts