Norwegian Wood, Tak Lekang oleh Waktu
Cinta pertama itu emang nggak bisa dilupain, deh. Ini sama seperti yang dialami oleh Toru Watanabe. Ia merupakan seorang pria Jepang yang berusia 37 tahun yang terkenang dengan cinta pertamanya, Naoko, yang juga merupakan pacar mendiang sahabatnya, Kizuki ketika mendengar lagu Norwegian Wood milik The Beatles di pesawat yang ditumpanginya. Seketika pula ingatannya seperti terlempar ke masa-masa ia kuliah di Tokyo.
Masa kuliahnya begitu penuh dengan kehidupan pergaulan bebas di Tokyo pada dua puluh tahun silam. Watanabe yang waktu itu berusia 18 tahun, berkuliah di salah satu universitas di Tokyo. Ia memilih tinggal di asrama dengan pemikiran bahwa dirinya akan meringankan biaya yang dikeluarkan oleh orang tuanya. Di asrama, dia bertemu dengan Nagasawa-san, salah satu penghuni asrama yang usianya lebih tua darinya.
Dengan Nagasawa-san, Watanabe mengenal kehidupan transisi remaja ke dewasa yang mengantarkan dirinya pada seks bebas. Nagasawa-san bercerita bahwa dirinya sudah meniduri setidaknya 80 wanita dan saat itu Watanabe baru satu, itu pun pacarnya ketika ia SMA. Kemudian, Nagasawa-san pun mengajak Watanabe untuk sering melakukan hal tersebut. Watanabe yang dulu memang tidak berpikir itu salah atau pun benar, ia pun mengikuti Nagasawa-san melakukan hal tersebut. Di saat ia melakukan hal tersebut, Watanabe tidak merasakan apa-apa. Kesenangan pun tidak. Ia hanya membayangkan cinta pertamanya, yaitu Naoko.
Naoko merupakan pacar dari sahabatnya, Kizuki. Watanabe baru bertemu dengan Kizuki ketika ia SMA. Saat bertemu dengannya, Kizuki pun langsung mengajaknya ikut berkencan dengan Naoko, yang juga merupakan sahabat masa kecil dari Kizuki. Mereka pun sering pergi berkencan bertiga. Walaupun begitu, mereka senang pergi bersama-sama. Namun, suatu hari Kizuki ditemukan tidak bernyawa di garasi rumahnya dan meninggal dalam usia 17 tahun.
Setelah kematian itu pun Naoko merasa amat sangat kehilangan. Di situ lah Watanabe hadir untuk menghibur Naoko. Mereka pun sering melakukan jalan-jalan berdua setelah kematian Kizuki. Hingga pada hari ulang tahun Naoko, mereka bersenggama yang mengakibatkan kesedihan Naoko. Setelah kejadian itu pun Naoko tidak pernah memberi kabar pada Watanabe. Watanabe pun melanjutkan hidup.
Ia pun bertemu dengan gadis badung bernama Midori Kobayashi, temannya dalam kelas Sejarah Drama II. Pertemuannya dengan Midori, membuat Watanabe tidak merasa kesepian lagi. Namun, karena pertemuannya dengan Midori itulah ia harus memilih antara hidup dengan masa lalu di sekelilingnya atau melanjutkan hidup menatap masa depan.
Novel Norwegian Wood karya Haruki Murakami ini menurut saya sukses menuangkan pelajaran kehidupan di dalamnya. Kita akan disuguhkan betapa sebenarnya Watanabe tidak menikmati kehidupan yang diajari oleh Nagasawa-san, tapi dia tidak berhenti melakukan karena juga tidak memiliki alasan kuat untuk berhenti. Karakter Watanabe yang merupakan tokoh utama, sudah jelas perkembangannya. Saat ia berusia 18 tahun, ia melakukan yang mungkin menurut orang adalah "masa-masa nakalnya anak muda". Namun, ketika ia telah menginjak usia 20 tahun, dirinya berpikir untuk apa melakukan hal-hal seperti itu.
Walau sebenarnya saya kurang suka sih dengan cara Watanabe menghadapi kehidupan setelah Naoko pergi. Menurut saya, dia bukan cowok banget. Kemudian, juga ketika Watanabe menceritakan pengalaman seksnya bersama teman perempuannya dengan Reiko-san, yang merupakan teman Naoko. Masa iya, cowok akan menceritakan hal seperti itu pada wanita, meskipun dekat? Kayaknya saya belum pernah dengar atau emang saya yang mainnya kurang jauh ya?
Karakter Naoko pun diciptakan seperti perempuan yang terlihat "tidak ingin" tapi ketika diberi pun malah minta nambah hahahaha. Ini terlihat dari cara dia sedang bersenggama dengan Watanabe tapi dia pun tidak bisa mengikat hubungan apa-apa dengan Watanabe karena masih cinta dengan Kizuki. Hadeh. Sebenarnya, Naoko itu butuh Watanabe dalam bentuk apa pun tapi Naoko sendiri lah yang membangun sebuah tameng agar Watanabe tidak sampai menjadi "pacar"nya. Naoko seperti orang-orang zaman sekarang yang istilahnya "tidak mau kehilangan fans". Dia tidak ingin kehilangan Watanabe yang menurut saya lebih dianggap fansnya Naoko daripada pacar atau teman. Ada satu hal lagi yang menyebalkan, nih. Watanabenya menganggap Naoko dan dirinya bepacaran tapi Naokonya ya mau itu berjalan seperti air. Ternyata hubungan tanpa status itu sudah ada sejak tahun 1987, ya hahahaha
Kemudian, karakter Midori menurut saya diceritakan sebagai perempuan yang "ceplas-ceplos", Seperti penulis review ini hahaha. Menurut saya, karakter Midori lah yang terlihat sebagai pribadi yang "jujur". Kenapa saya berkata seperti itu karena dia menjadi dirinya sendiri di hadapan Watanabe yang waktu itu ia baru kenal. Dia pun tidak malu-malu menceritakan bahwa dirinya ingin dibayangi oleh Watanabe ketika Watanabe masturbasi. Waduh, baru ada nih cewek yang mau seperti ini hahahaha. Menurut saya, nih Midori ini sebenarnya menyediakan "rumah" untuk Watanabe tapi sayangnya si Watanabe ini tidak peka, tipikal cowok-cowok. Tapi, hebatnya Midori, dia masih perawan walaupun ya sudah melakukan yang lain dengan Watanabe sih. Menurut saya, karakter Midori inilah yang berpendirian teguh.
Untuk tokoh lainnya seperti, Kizuki, Nagasawa-san, Reiko-san, menurut saya kurang bisa saya analisis lebih jauh sih karena mereka juga mendapatkan peran sedikit. Overall, novel ini tak lekang oleh waktu. Walaupun sudah berusia 31 tahun (ketika tulisan ini diterbitkan), novel ini masih menjadi bacaan yang bagus untuk kalian-kalian yang suka sastra karena di dalamnya banyak kata-kata mutiara juga. Sayangnya, novel ini bisa dikatakan "frontal" sih karena memang isinya secara gamblang menggambarkan kejadian senggama antara Naoko-Watanabe. Ya, emang ada label di belakangnya sih 15+ tapi sepertinya range umurnya sebaiknya bukan untuk usia segitu, ya. Menurut saya, 18+ sih hahaha. Untuk endingnya, sebenarnya saya kurang suka karena menggantung. Saya lebih senang diberikan sad ending daripada digantung seperti itulah.
Saya memberikan nilai 7/10 deh dari novel ini. Reread? Tentu tidak. Zahra orangnya tidak pernah membaca kembali secara keseluruhan buku yang telah dibacanya, kecuali hanya untuk kilas balik sajalah. Karena seberapa pun kamu sering membaca buku tersebut tentu endingnya akan sama saja, bukan? Peace.
Info Buku:
Judul: Norwegian Wood
Penulis: Murakami, Haruki.
Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Bulan terbit: April 2018 (Cetakan Kesepuluh. Asli Jepangnya pertama kali terbit tahun 1987)
Halaman: 426 hlm.
Comments
Post a Comment