Dua Garis Biru: Itulah Mengapa Edukasi Seks Penting

sumber: Starvision Plus

Edukasi seks ternyata penting lho bagi anak-anak muda zaman sekarang.
Waktu saya usia remaja sekitar 14-18 tahun, teman-teman saya pada sibuk punya pacar dan bergandengan tangan. Saya, bukan orang yang termasuk melakukan kegiatan tersebut karena orang tua saya adalah orang yang tegas dan menyarankan anak-anaknya untuk fokus belajar saja. Namun, teman-teman saya yang punya pacar pun bisa melewati masa-masa SMP dan SMA dengan lancar dan lulus (tak banyak yang pintar walau punya pacar). Namun, kalau urusan edukasi seks sepertinya banyak yang salah nih. Banyak teman-teman saya yang tidak bisa saya sebutkan melakukan seks di luar nikah, aborsi, melakukan lagi, aborsi, dan begitu seterusnya hingga puas membuat kesalahan itu.

Namun, ternyata hal tersebut memang banyak terjadi. Tidak hanya di teman-teman saya, tapi juga hampir semua anak muda yang tidak tahu apa itu seks bebas, ciuman, french kiss, making out, dan berbagai istilah lain dalam dunia seks dan dampaknya bagi mereka yang belum siap menanggung. Mereka hanya sekadar coba-coba karena ingin tahu rasanya tapi ketika terjadi dan menimbulkan dampak, banyak yang ketakutan dan tidak berani menghadapi kenyataan. Sebuah film Indonesia yang berjudul Dua Garis Biru karya Gina S. Noer mencoba memberikan gambaran apa yang terjadi pada anak muda di Indonesia.
***
Sumber: twitter.com

Dua Garis Biru merupakan film Indonesia yang bergenre drama yang bercerita tentang sepasang anak muda berusia 17 tahun yang sedang dimabuk cinta bernama Bima dan Dara. Mereka sedang duduk di bangku kelas 3 SMA dan mengikrarkan diri sebagai seorang kekasih. Mereka ke mana-mana selalu berdua sehingga teman-teman mereka pun sering meledek mereka pasangan suami-istri. Nampaknya label itu seperti doa dari teman-teman mereka. Karena kekhilafan mereka sebagai remaja yang masih aktif hormon-hormonnya, mereka pun tidak sengaja melakukan hubungan intim yang memang seharusnya dilakukan oleh sepasang suami-istri. jenjengjeng.

Dara dan Bima pun masih tidak menyadari hal yang mereka lakukan itu berdampak buruk bagi masa depannya pun tetap menjadi sepasang kekasih dan menjalani hari-hari seperti biasa. Hingga pada suatu hari, Dara mual ketika makan kerang di pinggir jalan yang disangka oleh mereka berdua adalah karena memang Dara tidak biasa makan makanan kurang bersih di pinggir jalan. Namun, akhirnya Dara pun memberanikan diri untuk memeriksa keadaan tubuhnya dengan membeli testpack yang dibeli oleh Bima dengan menyuruh abang ojol. Mereka berdua pun mendapati bahwa garis yang tampilkan dari testpack tersebut adalah dua garis yang berarti Dara mengandung anak Bima. 

Sumber: Starvision Plus

Bima yang saat itu masih remaja, mungkin takut atas apa yang telah dia perbuat dan dia meninggalkan Dara. Namun, setelah berpikir, Bima pun menghampiri Dara dan minta maaf bahwa dia berjanji tidak akan meninggalkan Dara lagi. Dan mereka pun memutuskan untuk menggugurkan anak mereka ke tempat aborsi bayi. Namun, karena Dara tidak tega harus mengugurkan anaknya, akhirnya mereka berdua menutupi kehamilannya hingga kehamilannya diketahui oleh kedua orang tua. Dari situlah Dara dan Bima harus menanggung risiko yang telah mereka perbuat.

***
Dua Garis Biru merupakan film edukasi yang tidak menggurui, kenapa saya bisa bilang seperti itu? Karena penyampaian pesannya itu ringan, singkat, dan bisa diterima banyak orang. Sebagai contoh, kita akan mendapatkan risiko kan dari apa yang telah kita perbuat. Dara harus menanggung kehamilan atas perbuatan yang mereka lakukan. Bima juga yang sebagai cowok, yang memang tidak harus mengandung 9 bulan juga harus berani bertanggung jawab atas apa yang telah dia perbuat. Tidak kabur dari kenyataan. Tentunya film ini juga tidak berfokus kepada mereka berdua. Ada dua orang tua yang harus merasakan dampak perbuatan anak-anaknya ini. Entah itu dibicarakan oleh para tetangga atau memang harus tebal muka untuk menghadapi ini semua. Mau ngusir anaknya dari rumah tapi dia darah dagingnya yang pastinya tetap akan disayang oleh mereka dan mereka berdua pun harus mengurungkan niat tersebut dan menerima kenyataan tersebut.

sumber: YouTube.com
Dara dan Bima ini pun terlahir dari keluarga yang berbeda latar belakang. Dara adalah anak orang berada dan Bima adalah anak dari seorang keluarga yang sederhana. Dara sempat ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya lho setelah kejadian tersebut. Dan dia pun harus sempat tinggal di rumah Bima yang memang tidak sebagus rumah miliknya. Lebih parahnya lagi, ayah Bima adalah seorang ketua RT di lingkungan rumahnya. Saya sudah nggak kebayang seberapa malunya keluarga ini. Ini yang saya bilang seperti mengaca karena saya pun anak dari pak RT yang mana kalau saya pulang malam saja mama saya sudah marah-marah kebakaran jenggot karena katanya "mau dikata apa sama tetangga anak pak RT malem terus baliknya?"

Dari sudut pandang orang tua, sekali lagi mana ada sih orang tua yang mau anaknya hamil di luar nikah. Nggak ada. Semua orang tua pasti merasa gagal menjadi orang tua ketika harus menghadapi kenyataan bahwa anak mereka harus hamil di luar nikah. Ya, pastinya ini membuat mereka merasa bersalah karena tidak memperhatikan tumbuh kembang anaknya dan juga tidak mengajarkan pentingnya edukasi seks di usia dini karena memang pembahasan seks di masyarakat kita masih dianggap tabu. 

sumber: Instagram

Dalam film ini, scene Dara dan Bima sedang di UKS dan dimarahi oleh kedua orang tua mereka sukses membuat saya menangis dan merasa ikut dimarahi huhuhuhu. Nggak kebayang kalau itu adalah orang tua saya yang mendapat berita seperti itu. Saya nggak pernah melakukan seks bebas tapi saya merasa tertampar sejadi-jadinya. Air mata saya tumpah. Apalagi ketika ibunya Dara berkata "sudah gagal jadi orang tua". Astagaaaa udah deh rasanya dosa banget membuat orang tua kecewa dengan hal seperti itu. Perjalanan karier mereka masih panjang dan harus rusak karena nikmat yang sekali itu saja! Orang tua Bima juga marah dan kesal pastinya tapi mereka lebih menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Dia pun mengizinkan Dara untuk tinggal beberapa hari di rumah Bima karena Dara diusir oleh orang tuanya. 

Pertengkaran antara orang tua dan anak dalam film ini juga menjadi hal yang membuat tangis saya pecah ketika Dara harus mau menerima keputusan orang tuanya yang menyarankan untuk menyerahkan bayinya nanti untuk kenalan mereka. Mereka berdua bertengkar. Dara dengan jiwa keibuannya yang telah muncul dan berharap tidak dipisahkan dari anaknya, ibunya Dara yang menganggap Dara belum mampu menjadi orang tua ini menjadi pertengkaran yang membuat sedih dan berkata Sad but true! 

Sumber: Starvision Plus

Lalu ada scene di mana Bima dan Ibunya berbicara tentang pentingnya edukasi seks di usia dini. Ibu Bima merupakan seorang Ibu yang mirip banget dengan Ibu saya di mana selalu mementingkan nilai agama dalam kehidupan. Dia selalu melarang untuk melakukan hal ini itu tapi sayangnya tidak diberi tahu apa alasan dilarangnya tersebut sehingga dari sini mungkin banyak anak muda yang mencari tahu sendiri, ini sama seperti saya saat usia remaja. Kepo ingin pacaran, ingin merasakan ciuman, ingin merasakan hal seperti itu karena hanya dilarang. Dan biasanya orang itu kalau dilarang malah ingin melanggar kan? Nah, Ibu Bima juga bilang "Padahal Ibu waktu kamu kecil dan nonton film ada adegan ciumannya selalu menutup mata kamu." dan Bima pun menjawab dengan jawaban polos "Emangnya Ibu sama Bapak dulu bisa ciuman karena nonton film ciuman?" Jiah. Hal seperti itu bisa terjadi tanpa harus digurui memang. 

Sumber: Starvision Plus

Dari segi peran, peran Zara JKT48 dengan Angga Yunanda sebagai anak muda yang "ceroboh" dalam berbuat ini cukup dikatakan baik walau mungkin agak terlihat kaku di beberapa momen. Kemudian, peran Lulu Tobing dan Dwi Sasono sebagai orang tua Dara menurut saya begitu menonjol dan pas memerankan sebagai orang tua yang merasa gagal anaknya harus terjerumus pada seks bebas yang hampir merusak masa depannya. Peran Cut Mini dan Arswendy Bening sebagai orang tua Bima juga bikin sedikit tertawa tapi juga cukup membuat saya sedih karena kedua orang tua ini mirip banget sama orang tua saya, sekali lagi saya katakan!

Sumber: nontoners.com

Nilai untuk film ini 9/10
Saya berani memberikan nilai seperti itu karena film ini benar-benar menyampaikan pesan pentingnya edukasi seks yang tidak terlihat menggurui dan dengan cara yang simpel dan mudah diterima oleh banyak anak muda termasuk juga orang tua. Ayo, segeran nonton ke bioskop terdekat sebelum film ini turun layar dan kamu harus rela nonton film ini saat tahun baru atau lebaran tahun depan!

Jadi, jangan melakukan kalau kamu belum siap menanggung risikonya!

Ps: nanti kamu akan menemukan jawaban mengapa judulnya "Dua Garis Biru" ya.

Comments

Popular Posts