Rasa Biru

sumber: IMDb.com

Sudah sekian lama aku menanti, sebuah ucapan selamat pagi yang biasanya kamu kirimkan kepadaku. Tapi dua bulan belakangan ini, kamu menjauh dengan alasan aku begitu banyak mau dalam hidupmu yang membuatmu tidak bisa memenuhi itu.

Kubiarkan kita saling berhenti berkomunikasi. Aku tak ingin mengejarmu karena aku tahu, semakin ku kejar maka semakin kau jauh. Aku ingat di malam ketika kau mengakhiri hubungan kita, kau berkata bahwa kau terlalu jahat untuk aku yang terlalu baik ini. Kuputar ulang semua kenangan yang pernah kita lewati bersama. Di mana ketika kau menggenggam tanganku di tengah kemacetan Ibukota sambil mendengarkan lagu Coldplay - Yellow, caramu mengelus kepalaku dan kau cium keningku. Bagaimana aku bisa lupa akan hal itu? Kemudian, dengan mudahnya kamu menutup semua kenangan itu seakan-akan itu semua tidak pernah terjadi. Aku bisa apa jika itu yang kamu mau?

sumber: IMDb.com

Namun, suatu sore, saat aku sedang bekerja. Aku menerima kembali pesan darimu. Kau menanyakan bagaimana kabarku. Aku jawab dingin. Kuberi tahu, aku melakukan itu karena aku tidak begitu bersemangat saat meresponsmu. Aku takut kamu kembali pergi karena sikapku yang begitu mencintaimu. Kau lontarkan kalimat-kalimat lucu yang membuatku tersenyum tersipu. Kau tahu, senang rasanya ketika ada yang memperhatikan dirimu. Sebenarnya, aku senang bukan kepalang ketika kau menanyakan kabarku. Tapi, kesenanganku hanya sebentar.

Aku membaca pesan yang kamu kirimkan padaku di sore itu. Pesan yang menyatakan bahwa kau ingin menikahi seseorang, tapi sayangnya itu bukan aku. Kau pamit seperti para YouTuber kondang. Kau bilang terima kasih padaku bahwa aku sempat membuat hari-harimu indah. Aku tersenyum sekaligus tersayat. Bagaimana mungkin orang yang pernah kugenggam tangannya saat kemacetan, orang yang mengelus rambutku dengan penuh kehangatan, orang yang mengecup keningku dengan kelembutan, meminang wanita lain di saat aku di sini masih tertatih menata kehampaan yang pernah ia lengkapi saat itu. Memang, jodoh itu di tangan Tuhan sampai-sampai aku tidak bisa bertemu dia untuk menggenggam tangannya untuk terakhir kalinya.

sumber: IMDb.com


Masih kubalas semua pesan-pesan dengan segala kekecewaan yang tidak aku tampilkan. Kukira, waktu kita menjauh akan membuat kita saling merindu, membuat kita saling mendoakan yang terbaik. Ternyata, hal itu malah membuat kita saling menjauh. Kau malah menemukan wanita lain ketika aku di sini masih sibuk menata hati. Tak apa, mungkin ini jawaban yang paling baik dari Tuhan bahwa semua yang pernah bersama memang belum tentu bisa bersatu.

Saat kulihat kau mengganti foto profilmu dengan calon istrimu menggunakan background khas orang-orang foto untuk buku nikahnya, aku semakin tahu bahwa aku bukan yang "terjahat" untukmu. Kau sudah menemukan orang yang "jahat" untuk melengkapi "kejahatanmu" yang telah kau sebutkan di atas. Walau rasa biru dalam hatiku semakin mengharu, aku tahu bahwa sekarang saatnya aku harus perlahan melupakanmu. Jadi, kuucapkan selamat menempuh hidup baru bersama orang "jahat", Mas!

sumber: IMDb.com


- FZAP

Comments

Popular Posts