Review Film Milea Suara Dari Dilan: Kesalahpahaman Anak SMA

Apakah kalian sudah menonton film Milea Suara Dari Dilan? Kalau dari novelnya sih berisi kesalahpahaman yang dialami antara Dilan dan Milea di masa SMA. Film ketiga dari Trilogi film Dilan ini menceritakan sudut pandang Dilan tentang kisah cinta mereka di SMA yang katanya so sweet banget tapi penuh kesalahpahaman. Lho kok gitu? Tanpa tedeng aling-aling, mari simak review film Milea Suara Dari Dilan.

sumber: IMDb.com


Sinopsis Film Milea Suara Dari Dilan

Film Milea Suara Dari Dilan bercerita tentang kisah cinta anak SMA yang bernama Dilan (Iqbaal Ramadhan) dan Milea (Vanesha Prescilla) di sudut kota Bandung pada tahun 1990-1991. Dilan yang merupakan "Panglima Tempur" menyukai seorang siswi pindahan asal Jakarta yang bernama Milea Adnan Husein. Dilan mendekati Milea dengan cara-cara yang out of the box dan unik. Keunikan inilah yang membuat semua orang ini menjadi seorang Milea. Mereka pun akhirnya meresmikan hubungan mereka di Bandung, 22 Desember 1990 dengan menggunakan surat pernyataan dengan materai 6000 yang dibubuhi tanda tangan. 

sumber: Instagram @dilanku

Kisah cinta mereka sangat romantis dan menyenangkan. Dilan pun memperlakukan Milea dengan cara unik yang tentunya membuat Milea susah lupa, tsaelaaahh. Namun, hubungan mereka nggak berjalan lama lantaran Milea tidak bisa menerima gaya hidup Dilan yang sebagai seorang panglima tempur geng motor di daerah Bandung. Konflik dalam hubungan pun muncul dengan maraknya penggrebekan geng motor di Bandung hingga Akew (Gusti Rayhan), meninggal yang katanya diserang oleh sekelompok geng motor di Bandung. Dari situlah Dilan mendapatkan tekanan dari Milea untuk segera meninggalkan gaya hidup sebagai anak motor jika ingin hubungan mereka tetap baik-baik saja. 

Namun, ternyata pun Dilan memiliki pertimbangan sendiri tentang bagaimana dirinya harus memilih jalan hidupnya dan mempertahankan wibawanya sebagai salah satu geng motor yang selalu dicap buruk oleh orang sekitar. Apa yang dilihat dari sudut pandang Milea pun ternyata berbeda dengan sudut pandang Dilan yang mengalaminya secara langsung. Karena kesalahpahaman inilah Dilan dan Milea akhirnya putus. Ini pun membuat Dilan dan Milea harus saling rindu masing-masing atas keputusan mereka saat itu. 

sumber: Instagram @dilanku

Akhirnya, mereka pun saling melanjutkan hidupnya. Dilan berkuliah di salah satu PTN seni di Yogyakarta dan Milea berkuliah di salah satu PTN di Jakarta. Keduanya bertemu lagi di Jakarta saat Dilan menjadi karyawan magang di salah satu kantor di Jakarta dan Milea sedang menunggu tunangannya, Mas Herdi, yang merupakan senior di kantornya Dilan. Mereka pun bertemu sekali lagi di reuni sekolah mereka di tahun 1997 dan pertemuan mereka diawali Dilan yang berkenalan lagi dengan Milea. Setelah pertemuan itu pun, Milea menghubungi Dilan lewat telepon dan akhirnya di percakapan telepon tersebut mereka saling mengklarifikasi kesalahpahaman mereka saat masih muda. 

Review Film Milea Suara Dari Dilan

Sama seperti film Dilan 1990 dan Dilan 1991, film Milea Suara Dari Dilan kisah cintanya sama saja dan semua orang sudah tau pula ending kisahnya. Namun, di film Milea  ini kita akan menemukan bahwa ternyata apa yang diperlihatkan dari sudut pandang Milea sangat berbeda dengan sudut pandang Dilan. Di awal film kita akan disuguhkan Dilan mengetik tentang kisah dirinya yang (katanya) menghubungi Pidi Baiq saat novel Dilan: Dia Adalah Dilanku 1990 dan Dilan: Dia Adalah Dilanku 1991 diterbitkan dan booming

sumber: Instagram @dilanku
Diceritakan bahwa dalam film ini Dilan dan Milea yang saat itu sedang mengalami masa pubertas yang tentunya belum bisa saling mengatur emosi, sama-sama mengandalkan egonya masing-masing. Dilan yang saat itu nggak pernah ingin jujur dengan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya pun membuat Milea bertanya-tanya apakah Dilan benar merupakan seorang geng motor yang nakal? Apakah penyerangan yang dilakukan Dilan adalah atas dasar kemauannya sendiri yang ingin memancing keributan? Sayangnya, semua  pertanyaan tersebut tidak terjawab dengan baik saat hubungan mereka harus kandas di tahun 1991. Milea dengan egonya yang ingin mengekang Dilan tidak memberikan Dilan penjelasan mengapa dirinya harus menyerang geng motor, Dilan pun dengan bodohnya tidak membiarkan dirinya terbuka terhadap kekasihnya. Hubungan mereka pun hanya dipenuhi dengan salah paham yang tidak diselesaikan dengan benar saat SMA. 

Di dalam film pun Dilan berbohong bahwa dirinya sudah punya pacar padahal saat itu Dilan sama sekali tidak mendekati siapa pun setelah putus dari Milea. Milea pun setelah putus dari Dilan dekat dengan banyak cowok yang membuat jiwa anak ABG seperti Dilan berpikir bahwa Milea juga sudah punya kekasih baru. Haaahh ada-ada saja percintaan anak SMA. Walaupun akhirnya, mereka saling mengklarifikasi kesalahan mereka tapi sangat disayangkan saja hubungan selucu itu harus berakhir karena ego.

sumber: Instagram @dilanku

Menganalisis dari sudut pandang karakter Milea. Sebenarnya agak sebal sih sama sosok Milea (maaf fans Dilan garis keras) karena Milea itu tipe orang yang suka mengekang. Serius saya sih kesal banget sama model posesif gini. Masalahnya nih ya, Dilan adalah sosok anak lelaki yang istilahnya masih puber dan tentunya dia memiliki kehidupan lain selain percintaan mereka. Pertemanan anak sekolah pun benar-benar mempengaruhi hidup deh. Serius. Dan Milea tiba-tiba datang ke hidup Dilan, jadian dengan Dilan terus mengatur-atur Dilan untuk menjauhi geng motornya. Pengen bisikin ke Milea waktu SMA, "Dunia nggak selalu berputar buat elu". Terus yang nyebelin lagi, gara-gara egonya Milea ini, hubungan mereka putus dan tiba-tiba dia ngomong "Dilan aku rindu". Haduh, bagaimana sih anak SMA tahun 90-an ini? Dan lagi, selagi putus itu Milea dekat dengan banyak cowok (walaupun emang bukan pacaran) tapi bisa nggak sih hargain perasaan orang? Apalagi yang waktu si Akew meninggal, ya ampun kasian banget Dilan lagi butuh orang yang bisa diajak cerita dan Milea malah ngasih silent treatment ke Dilan. Kan kampret. Kalo nggak punya iman, sih bisa aja itu Dilan bunuh diri dan ini cerita nggak pernah ada! Terus pas udah gede masih aja nelepon bilang "Dilan aku rindu", hilih bisa-bisanya dia begitu ya HAHAHAHA.

sumber: Instagram @dilanku

Aduh maaf, saya kesel sama karakter Milea emang dari film yang awal hehehe. Sekarang mari bahas karakter Dilan. Bisa dikatakan, Dilan adalah tipikal cowok-cowok puber. Masih mencari jati diri. Dilan pun memang anak yang bermain dengan geng motor, dan bad boy emang lebih menggoda dari dulu ternyata HAHAHA. Nah, kelemahan karakter ini adalah sama banget kayak tipikal cowok-cowok yang ada di muka bumi ini, nggak mau ceritain masalah hidupnya sama kekasihnya (karena dengan alasan nggak mau nyusahin pasangannya dan belum punya hubungan lama). Serius, ini saya ketemu banyak cowok yang tertutup kayak Dilan ini. Nggak pernah mau jujur perasaannya gimana. Ya memang sih cowok kan katanya lebih mementingkan logika daripada perasaan tapi harusnya jujur aja dong sama ceweknya? Dengan alasan nggak mau nyusahin pacarnya, malah dengan dipendamnya perasaan mereka membuat pasangan mereka menerka-nerka sebenarnya ada apa sih dengan dirinya? Nggak bisa ada yang jawab kecuali cowok itu sendiri! Tapi mau banget peluk karakter Dilan yang waktu dia kehilangan sahabatnya, Akew. Di situ sosok Milea nggak ada dan malah bikin Dilan mikir nggak ada yang peduli sama hidupnya. Hal kayak gini beneran nggak enak deh. Pukpuk buat Dilan. 

Sikap dewasa kedua karakter ini pun akhirnya berkembang seiring berjalannya waktu. Milea pun akhirnya melanjutkan hidupnya dan Dilan pun juga akhirnya menerima perpisahan mereka ini menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan (kayak lagu). Mereka pun akhirnya saling klarifikasi atas apa saja kesalahpahaman saat mereka masih ABG, masih SMA, masih labil-labilnya. 

Kesimpulan

Setelah menonton trilogi film Dilan ini, saya mikir emang kalau punya pacar pas masih puber itu banyak aja dramanya. Apalagi kalau udah gede gini, drama percintaan juga nggak bisa dihindari tapi nggak parah karena udah bisa kontrol ego dan emosi masing-masing. Menyikapi permasalahan drama hubungan, adalah jelas dengan saling mengomunikasikan maksud-maksud dengan baik kepada pasangan. Jangan ada dusta di antara kita lah intinya. Terus nih ada banyak hal yang nggak boleh ditiru oleh penonton Dilan ya, jangan pergi jauh naik motor tanpa helm. Okeee. Safety first dong ah! Walaupun akhirnya Dilan pake helm sih, *eh spoiler nih. Film ini luar biasa juga ya di mata orang-orang, dua hari udah dapet 1,2 juta penonton. Mantap banget! Maka dari itu, review film Milea Suara Dari Dilan ini saya tutup, thank you yang udah baca.

sumber: Instagram @dilanku
Rating: Dilan, Kamu inget nggak waktu itu?/10

Comments

  1. Do you understand there's a 12 word sentence you can speak to your man... that will trigger deep feelings of love and instinctual appeal for you deep inside his chest?

    That's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's instinct to love, please and guard you with his entire heart...

    12 Words Will Fuel A Man's Desire Instinct

    This instinct is so built-in to a man's mind that it will make him work better than ever before to to be the best lover he can be.

    Matter of fact, fueling this powerful instinct is so essential to achieving the best ever relationship with your man that the instance you send your man a "Secret Signal"...

    ...You will immediately find him expose his soul and mind to you in such a way he haven't expressed before and he will perceive you as the only woman in the universe who has ever truly attracted him.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts