Belajar Melepaskan yang Tidak Kamu Miliki

Melepaskan yang tidak kamu miliki mungkin bagi sebagian orang merupakan hal mudah. Ya, kalau hanya diucapkan dan tidak dilakukan memang mudah. Namun, bagaimana jika situasinya kamu telah berharap pada sesuatu yang kamu tidak miliki?

Jika kamu saat ini sedang dalam hubungan yang tidak jelas arahnya, tapi kamu sudah terlanjur menaruh harapan pada hubungan ini, mari bergandengan tangan. Dan aku yakin pasti kamu memiliki hati yang luas yang mampu kamu bagikan pada sesuatu yang belum tentu kamu miliki ini. Kamu orang baik.

Ada yang bilang, kita ini terlalu mudah menginvestasikan perasaan kita pada sesuatu yang belum kita miliki. Aku rasa, jika perasaan ini adalah dana dan dia yang sering kita investasikan perasaan adalah pasar uang, kamu pasti sudah jadi miliarder. Tapi bagaimana mungkin? Kita memang manusia naif yang tidak mengerti cinta. Ketika ada seseorang mencoba mendekati diri ini yang biasanya sendiri, kamu beranggapan bahwa dia mencintainmu. Bukan seperti itu, sayang. Kamu hanya perlu belajar lebih baik lagi soal cinta yang pura-pura.

Mungkin kita memang menganggap semua orang baik, itu bagus. Namun, kita perlu tahu bahwa ada pula sesuatu yang kurang baik untuk kita tapi sayangnya kita harus dipertemukan itu. Agar supaya kita belajar, bahwa di dunia ini begitu seimbang, ada cinta yang tulus dan ada pula cinta yang begitu menyakitkan. Itu bukan salahmu, sayang.

Bicara soal melepaskan yang tidak kamu miliki, mungkin mudah bagi mereka yang tidak terlalu mudah berharap pada sesuatu yang pasti. Namun, ini akan sulit jika dilakukan oleh seseorang yang mudah berharap pada sebuah kemungkinan, entah itu kemungkinan baik atau kemungkinan kurang baik. Sekali lagi, ini bukan salahmu, sayang. Kamu hanya naif menyikapi beberapa sikap orang-orang di sekelilingmu.

Kata mereka, kita adalah orang-orang yang terlalu ramah. Kita terlalu mudah menaruh perasaan pada sesuatu yang tidak pasti. Kita tidak salah, sayang. Kita hanya terlahir pada lingkungan yang baik dengan kalimat andalan "tetaplah menjadi baik meskipun orang di sekitarmu menyakitimu". Bukankah seperti itu yang membuatmu selalu berpikir bahwa orang-orang di sekitarmu adalah orang baik? Sebenarnya, memang semua orang itu baik tapi bagaimana pengalaman di sekitar membentuknya sehingga menjadi kurang baik.

Eat Pray Love, © 2010 CTMG, Inc.


Melepaskan yang tidak kamu miliki seperti menghirup udara di tengah virus. Kalau tidak dilakukan kamu akan kehabisan napas tapi jika kamu lakukan, kamu harus siap dengan konsekuensinya. Konsekuensi yang dimaksud dalam melepaskan ini adalah kamu harus merelakan kepergiannya, walau itu menyesakkan dadamu, membuatmu sulit tidur, dan membuatmu kehilangan nafsu makan. Aku bukan menakut-nakutimu tapi memang itulah yang terjadi ketika kamu melepaskan yang tidak kamu miliki tapi kamu menaruh hati pada sesuatu terserbut. Mungkin itu berlangsung cepat atau lambat, tergantung seberapa besar perasaan yang telah kamu investasikan.

Belajar untuk melepaskan yang tidak kamu miliki itu perlu karena hati kita itu benar-benar mudah berubah-ubah. Kamu tidak bisa berharap pada seseorang apalagi yang bukan siapa-siapa. Mungkin saat ini, dia sedang ada di sisimu tapi kita tidak bisa tahu mungkin saja seminggu lagi kamu dan dia seperti orang yang tidak saling kenal. Bukan salahmu dan bukan salahnya karena memang di antara kalian belum ada ikatan pasti. Makanya, ku katakan sekali lagi bahwa kamu harus belajar untuk tidak mudah menaruh perasaan pada orang yang hanya singgah, bukan untuk menetap.

Belajar melepaskan yang tidak kamu miliki merupakan tanda pendewasaan diri. Kamu harus mengikhlaskaan sesuatu yang mungkin sudah menemanimu cukup lama, melepaskan perasaan yang akhir-akhir ini mengganggumu, membuatmu tidak bisa tidur di tengah malam. Tentunya, hal itu tidak baik untuk dirimu sendiri bukan? Kamu juga harus mementingkan kebahagiaan diri sendiri daripada kebahagiaan orang-orang di sekitarmu.

Melepaskan bukan berarti kita menyerah, melepaskan berarti kamu berhasil menang dan berdamai dengan diri sendiri. Kamu adalah seseorang yang pantas untuk berbahagia dan pantas untuk menentukan mana yang baik untuk dirimu, mana yang bukan. Jadi, ku katakan dengan indah, mari belajar melepaskan yang tidak kamu miliki dengan tenang tanpa ada dendam. Percayalah, suatu saat kebahagiaan akan menghampiri dan kamu akan tidak perlu melepaskan apa yang sudah kamu miliki. Percayalah....

Comments

Popular Posts